Jujur saja sebenarnya aku tidak pernah mau menganggap wanita itu sebagai ancaman untukku. Namun, apa yang ditulisnya pasti membuat hati semua wanita yang ada di posisiku cemburu.
Namun, mungkin perasaan seperti ini memang tidak bisa di mengerti apalagi oleh laki2. Karena memang, semua ini hanya ada di dalam perasaanku saja.
Di depannya, aku mencoba untuk selalu percaya. Seolah memang tidak ada perasaan yang mengganjal. Jujur saja, seminggu menahan ini, lumayan terasa sulit untukku. Aku sama sekali tidak pernah membahas masalahku ini kepada siapapun, karena dalam keadaan seperti ini, sangat sulit untuk berbicara dengan orang lain.
Kalau dipikir logika, saat ini hubunganku dan mas agung baru saja memasuki tahap persiapan pernikahan kami. Entah ini cobaan pertama untukku, saat saat aku menerima tanggung jawab utk menjadi calon istri yang sakinah utk suamiku. Jadi, sebenernya untuk masalah si "perempuan" ini cuma pepesan kosong aja.
Kalo dipikir perasaan, sebagai perempuan, jujur saja aku sangat cemburu dengan segala tulisan yang ditulis perempuan itu mengenai calon suamiku.
Sejauh ini, hal hal sederhana seperti yang ditulisnya sama sekali blm pernah dilakuin sama aku. Yaa pasti aku jealous kan.. Sama pacarnya yang kayak gitu aja, dia bisa "segitunya" banget. Sementara sm aku, calon istrinya... Ya hanya kayak gini aja. Bukannya aku ga bersyukur, tapi wajar kan kl jealous dan jd bertanya "kamu bener kan sayang nya sm aku lbh besar dr yg dulu2?" Terus terusan?? Walaupun calon suamiku sebenarnya selalu meyakinkan aku, supaya percaya sm dia... Dan dia selalu bilang "kamu itu sama dia bukan bandingan, kamu itu pilihanku, sudah jelas kamu yang menang"...
Tapi bagiku, ini bukan kompetisi. Ini perasaan. Gaperlu menang atau kalah. Aku hanya ingin bahagia dan tenang.
Entahlah, aku tau sebenarny dia mulai malas kalo aku bahas masalah ini... Tapi satu satunya pernyataan yang membuat ku tenang adalah dengan selalu bertanya "apakah aku satu satunya?" Atau "apakah kamu lbh sayang ke aku skrg drpd dulu waktu km sm si perempuan ini?" Jujur.. Hanya jawaban itu yg selalu buat aku tenang.. Aku mohon, jgn bosan menyakinkan aku ya... Tolong mengerti perasaan aku.
Cuma aku harus gimana, selain menepis perasaan ini.. Dan selalu harus percaya sm calon suamiku. Semoga ini akan terasa lebih ringan setelah aku tulis.